A. Latar Belakang
UMKM
merupakan jenis usaha yang terbesar di Indonesia. Keberadaannya merupakan salah
satu tonggak pembantu perekonomian Indonesia mulai dari dulu hingga sekarang. Keberadaannya menyerap tenaga-tenaga kerja yang berada di sekelilingnya. Pada
tahun 1997-1998 merupakan suatu sejarah yang sangat miris bagi keadaan ekonomi
Indonesia. Pada saat itu terjadi krisis besar-besaran yang menyebabkan
perusahaan-perusahaan bonavit gulung
tikar. Hingga perbankan yang seyogianya yang menjadi penopang perekonomian
tergilas keberadaanya dengan ketidakstabilan ekonomi pada saat itu. Tetapi lain
halnya dengan keberadaan umkm, keberadaannya menjadi suatu titik awal
bangkitnya perekonomian Indonesia.
Di Sumatera Utara pertumbuhan UMKM bisa dikatakan punya potensi yang sangat
besar dalam pertumbuhan UMKM. Ini ditandai pada data BI yang dimuat dalam artikel
yang dikutip oleh penulis di bawah ini. “Pertumbuhan
kredit tahun 2014 itu lebih tinggi dibandingkan 2013 yang tumbuh 14,91 % atau dari Rp34,55 triliun pada 2012 menjadi Rp39,7 triliun
pada 2013.
Peningkatan penyaluran kredit UMKM tersebut mengindikasikan
bahwa potensi UMKM di Sumut masih cukup tinggi, khususnya sektor mikro. Difi menjelaskan, penyaluran kredit mikro pada 2014 tumbuh
mencapai
30,87 % atau menjadi Rp 9,37
triliun dari 2013 yang Rp7,16 triliun.”[1]
Saat ini UMKM yang menjadi tonggak
perekonomian Indonesia sudah tersebar di seluruh provinsi dan daerah yang ada
di Indonesia. Tak terkecuali di daerah Padangsidimpuan. Padangsidimpuan dari
dahulu terkenal dengan buah salaknya kini salak tersebut diolah dan dijadikan
produk-produk yang bervariasi. Salacca adalah UMKM
yang berdiri dengan mengolah salak. Salacca berdiri sebagai usaha yang berbentuk
usaha mikro yang menampung hasil panen masyarakat sekitar. Salacca di kelola
oleh putra daerah tamatan SMAN1
Padangsidimpuan ini yang berhasil menemukan berbagai macam varian olahan salak.
Beliau bernama Gulma Mendrofa, ia terakhir mendapat pengharagaan juara I
tingkat Nasional dalam kategori Pengolahan Hasil Pertanian yang diberikan Dinas
Pertanian dan Perindustrian.
Dari data yang ada di pemkab Tapanuli Selatan perkebunan salak diperkirakan
seluas 18.698 hektaryang tersebar di beberapa kecamatan antara lain Kecamatan
Angkola Barat, Kecamatan Angkola Selatan, Marancar, Angkola Timur dan ditaksir
menghasilkan 53 ribu ton buah salak per tahun. Dengan modal bersama usaha olahan salak ini
dijalankan, memanfaatkan para petani sekitar. Maka usaha ini menampung hasil
panen petani sekitar. Dalam mempertahankan kualitas maka usaha ini pun menjaga
juga bahan baku yang digunakan. Usaha ini hanya menampung hasil panen petani
sekitar dengan memilah salak.Jadi, usaha ini jelas membantu para petani yang
berada di sekitaran usaha tersebut. Keberadaan usaha tersebut bermanfaat bagi
masyarakat terutama bagi para petani.
Tidak hanya bagi para petani,
masyarakat yang memasuki usia produktif pun terbantu dengan adanya usaha olahan
salak ini. Usaha salak ini yang pertamanya didirikan oleh salah seorang pemuda
dari desa itu berguna bagi tetangganya dan masyarakat di sekitarnya, yakni dengan
mempekerjakan orang-orang sekitar usaha ini. Pengelola ini sadar bahwa usaha
yang ia dirikan ini awalnya dari masyarakat, yaitu para petani, jadi pengelola
pun membuat peraturan di usahanya bahwa dalam merekrut karyawan usaha ini hanya
terbuka bagi masyarakat sekitar. Hal ini akan menjadi pendorong meningkatnya
perekonomian yang berimbas pada perekonomian Kecamatan Angkola Barat akan naik
dengan adanya usaha olahan salak ini. Penulis melampirkan data dari Badan Pusat
Statistik yang menunjukkan peningkatan tenaga kerja tahun 2008 sebelum adanya
UMKM ini dan data angkatan kerja tahun 2014 sesudah adanya UMKM ini. Dimana
tahun tersebut usaha olaha salak ikut andil dalam meningkatkan penyerapan
tenaga kerja di daerah Padangsidimpuan. Data sebagai berikut :
Tabel 1.1
Persentase Penduduk Berumur 15
Tahun Keatas
Menurut Jenis Kegiatan
Dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tapanuli Selatan ( Agustus 2008 )
|
Kegiatan Utama
|
|
||
|
Laki- Laki
|
Perempuan
|
Laki-Laki
+ Perempuan
|
|
|
1. Angkatan
Kerja
|
|
|
|
|
-Bekerja
|
3,362,185
|
2,178.078
|
5,540,263
|
|
-Penganggur
|
243,823
|
310,716
|
554,539
|
|
2.Bukan
Angkatan Kerja (sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya)
|
|
|
|
|
Sekolah
|
455,069
|
467,705
|
922,774
|
|
Mengurus Rumah Tangga
|
47,388
|
1,402,774
|
1,450,162
|
|
Lainnya
|
286,407
|
4,525,101
|
452,235
|
|
Tapanuli
Selatan 4,394,872 4,525,101 8,919,973
|
|||
Sumber : BPS- Survei Angkatan Kerja Nasional Bulan Agustus 2008
Data diatas menunjukkan keadaan tenaga kerja pada
tahun pertama berdirinya UMKM ini. Data di atas menunjukkan bahwa tangkat pengangguran
masih di angka 7,93% yang menandakan bahwa pada tahun 2008 masih tinggi di
banding tahun 2014 (data terbaru yang dapat di kutip penulis) yaitu angka
pengangguran berada dalam angka 5,79%. Salah satu dampak yang di berikan oleh
UMKM dan faktor-faktor yang lain dalam mengurangi jumlah pengangguran.
Tabel 1.2
|
Kegiatan Utama
|
|
||
|
Laki- Laki
|
Perempuan
|
Laki-Laki + Perempuan
|
|
|
Angkatan Kerja
|
85.59
|
66.35
|
76.21
|
|
-Bekerja
|
80.70
|
61.25
|
70.42
|
|
-Penganggur
|
6.53
|
5.10
|
5.79
|
|
Bukan Angkatan Kerja (sekolah,
mengurus rumah tangga, dan lainnya)
|
13.41
|
33.65
|
23.79
|
|
Sekolah
|
9.10
|
10.93
|
10.04
|
|
Mengurus Rumah Tangga
|
0.32
|
17.61
|
9.19
|
|
Lainnya
|
3.98
|
5.11
|
4.56
|
|
Tapanuli
Selatan 100.00 100.00 100.00
|
|||
|
% Bekerja Terhadap
Angkatan Kerja 92.46 92.32 92.40
|
|||
|
%Working Pengangguran Terbuka
(TPT) 7.54 7.68 7.60
|
|||
Persentase Penduduk Berumur 15
Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tapanuli Selatan (
Agustus 2014 )
Sumber : BPS- Survei
Angkatan Kerja Nasional Bulan Agustus 2014
Dampak yang diberikan oleh
industri olahan salak Salacca ini ternyata tidak hanya
dilirik oleh Pemerintahan saja tetapi Perbankan juga melirik industri olahan
salak ini. Bank-bank swasta telah menawarkan pinjaman kepada pihak pengelola. Tetapi
dengan pertimbangannya pihak pengelola belum siap merespon penawaran dari
perbankan. Walaupun demikian Bank Indonesia cabang Sibolga telah menunjukkan
bahwa industri-industri seperti industri
olahan salak Salacca ini perlu di perhatikan. Karena
jelas terlihat dampak positif yang di timbulkan oleh adanya industri ini. Maka
pihak Bank Indonesia pun merenovasi gedung sentra pengolahan salak di Kecamatan
Angkola Barat tersebut.
Bank Indonesia mengharapkan
dengan adanya renovasi gedung sentra pengolahan salak itu akan terjadi
peningkatan aktivitas dalam menghasilkan produk olahan salak yang lebih
kreatif, inovatif. Ini adalah wujud perhatian dari pihak perbankan terhadap
industri UMKM yang diharapkan menjadi ujung tombak perekonomian Indonesia. Pengolahan
Salak Salacca ini merupakan jenis usaha UMKM. Pada tahun 2008 usaha ini didirikan dengan modal
bersama dengan anggota-anggota lain koperasi. Ini
adalah usaha awal Gulma Mendrofa untuk mencoba penemuan yang ia miliki, dikarenakan beliau tidak cukup modal sendiri maka
dengan cara inilah beliau menjalani bisnis pengolahan salak ini. Tetapi karena ada hal yang membuat si penemu olahan
salak membangun usaha yang berdiri sendiri berbentuk Usaha Dagang maka beliau
membuat usaha sendiri dan keluar dari koperasi olahan salak yang dipeloporinya
sendiri.
Salak yang merupakan hasil pertanian yang banyak di Angkola
Barat, dan dahulunya hanya dijual sebagai buah tetapi seiring berkembangkangnya
pengetahuan dan teknologi maka salak ini diolah kedalam produk olahan. Olahan
ini sangat variatif, salak di olah menjadi berbagai macam makanan dan minuman. Kripik
salak adalah salah satu produk unggulan olhan salak ini, manfaat salak yang
baik untuk penderita diabetes dan manfaat antioksidan bisa di dapatkan di kripik ini. Salak Tapanuli Selatan di klaim mengandung 54 mg vitamin C di
setiap 100 gram salak. Dalam perjalannya, Salacca
mengolah salak menjadi produk makanan dan minuman yang sangat variatif, yaitu
dodol salak,sirup salak,kurma salak,keripik salak, hingga kopi salak. Ini adalah penemuan yang berawal dari usaha coba-coba yang
dilakukan oleh Gulma Mendrofa selaku pendiri Usaha Pengolahan Salak Salacca.
Untuk
mengetahui bagaimana industri pengolahan salakSalacca ini berpengaruh pada perekonomian masyarakat Padangsidimpuan
maka penulis tertarik menjadikan masalah itu menjadi sebuah karya ilmiah
berbentuk skripsi yang berjudul “Dampak UMKM
Terhadap Kesejahteraan Perekonomian Masyarakat Di Kecamatan Angkola Barat
Kabupaten Tapanuli Selatan (Study Kasus Usaha Olahan Salak Salacca)”
A.
Rumusan Masalah
Dari penjelasan oleh penulis mengenai latar belakang judul di atas. Penulis
merumuskan masalah-masalah yang terdapat pada judul tersebut.
1.
Bagaimana
kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Angkola Barat ?
2.
Bagaimana dampak UMKM terhadap perekonomian masyarakat di kecamatan Angkola Barat ?
3.
Bagaimana
pengaruh usaha olahan salak Salacca terhadap kesejahteraan masyarakat di
kecamatan Angkola Barat ?
B. Tujuan Penelitian dan Manfaat
Penelitian
Berdasarkan rumusan dari permasalahan di atas, maka
penilitian ini bertujuan untuk:
1)
Untuk mengetahui kondisi
ekonomi masyarakat di Kecamatan Angkola Barat.
2)
Untuk mengetahui dampak UMKM
terhadap perekonomian masyarakat di kecamatan Angkola Barat.
3)
Untuk
mengetahui pengaruh usaha olahan salak Salacca terhadap kesejahteraan masyarakat
di kecamatan Angkola Barat.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1.
Sebagai tugas akhir penulis, untuk menambah
pengetahuan penulis dan dapat dijadikan pendorong untuk mengembangkan ilmu yang
diperoleh, sehingga dapat bermanfaatbagi sesama.
2.
Sebagai
bahan telaah lanjutan terhadap penelitian lain yang relevan dengan masalah tersebut.
3.
Sebagai bahan bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan UMKM di
daerahnya untuk lebih maju.
No comments:
Post a Comment